Ibukota Negara akan dipindahkan. Serius atau hanya wacana?

Foto milik : fakta.co.id

Sebenarnya usulan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke kota lain itu sudah pernah didiskusikan sejak kepresidenan Soekarno. Bahkan selama masa kolonial Belanda. Ternyata pada awal abad ke 20 ada upaya pemerintahan Hindia Belanda untuk mengubah ibu kota dari Batavia (yang sekarang Jakarta) ke kota Bandung. Tapi gagal karena ada Depresi Besar dan Perang Dunia II. 


Selanjutnya, pada tahun 2010 pun masih ada perdebatan tentang pembentukan ibu kota baru yang terpisah dari daerah pusat ekonomi dan komersial negara. Pada masa itu presiden Republik Indonesia adalah Susilo Bambang Yudhoyono, sempat mendukung ide untuk membuat wilayah pusat politik dan administrasi negara yang baru. Karena masalah lingkungan dan overpopulasi Jakarta sudah semakin parah. 


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menargetkan kajian pemindahan ibu kota dari Jakarta ke wilayah baru di luar Pulau Jawa akan selesai tahun ini. Ada beberapa kota kandidat yang berpotensi menjadi ibu kota baru. Dia mengakui salah satu kandidat ibu kota baru adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedangkan ketika disinggung tentang target waktu penyelesaian kajian pemindahan ibu kota tersebut dia menjawab "jelas tahun ini". 


Foto milik : cdn.sindonews.net


Bambang mengatakan bahwa tim Bappenas sedang menganalisa kriteria wilayah, juga kesiapan dan ketersediaan lahan hingga sumber pendanaan untuk pembangunan ibu kota baru tersebut. Nantinya, update dari perkembangan itu akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo secara teratur. Sedangkan munculnya nama Palangkaraya sebagai kandidat ibu kota baru, itu juga pernah di gagas oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno. 


Soekarno pernah mewacanakan agar ibu kota dapat dipindah ke Palangkaraya, tepatnya pada dasawarsa 1950-an. Proklamator kemerdekaan tersebut bahkan pernah mengunjungi kota yang terletak di tengah Indonesia itu, untuk meninjau perkembangan kota, yang dilintasi Sungai Kapuas tersebut. 


Pada suatu kesempatan berkunjung di Pangkalpinang, Bambang pernah mengatakan rencana pemindahan ibu kota muncul kembali karena adanya kebutuhan pembentukan pusat ekonomi baru. Pulau Jawa terlalu mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Itu pun aktivitas perekonomian di Jawa lebih banyak terkosentrasi di kawasan Jabodetabek atau DKI Jakarta, belum merata ke seluruh lapisan. Oleh sebab itu, perlu  membangun pusat perekonomian baru di luar Pulau Jawa. 


Bila rencana tersebut benar-benar terealisasi, beban Jakarta yang kini dianggap terlalu berat dapat berkurang karena selama ini berperan ganda sebagai pusat pemerintahan, keuangan sekaligus pusat bisnis. Tapi meskipun berkurang, Bambang meyakini kalaupun ibu kota negara pindah dari DKI Jakarta, pusat aktivis bisnis akan tetap berada di Jakarta. 


Bambang juga menyampaikan rencana pemindahan ibu kota ini bisa terwujud bila didukung keputusan politk. Dia tidak di posisi bisa menentukan apakah dapat dijadikan ibu kota baru, karena itu keputusan politik. Pihaknya  hanya menyiapkan segala keperluan pusat pemerintahan di luar pulau Jawa.




Komentar

Posting Komentar